
AL-QUR’AN BERBAHASA QURAIYS
AL-QUR’AN BERBAHASA QURAIYS
PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)
حَدَّثَنَا مُوسَى حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُ أَنَّ حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ قَدِمَ عَلَى عُثْمَانَ وَكَانَ يُغَازِى أَهْلَ الشَّأْمِ فِى فَتْحِ إِرْمِينِيَةَ وَأَذْرَبِيجَانَ مَعَ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَأَفْزَعَ حُذَيْفَةَ اخْتِلاَفُهُمْ فِى الْقِرَاءَةِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ لِعُثْمَانَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَدْرِكْ هَذِهِ الأُمَّةَ قَبْلَ أَنْ يَخْتَلِفُوا فِى الْكِتَابِ اخْتِلاَفَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى فَأَرْسَلَ عُثْمَانُ إِلَى حَفْصَةَ أَنْ أَرْسِلِى إِلَيْنَا بِالصُّحُفِ نَنْسَخُهَا فِى الْمَصَاحِفِ ثُمَّ نَرُدُّهَا إِلَيْكِ فَأَرْسَلَتْ بِهَا حَفْصَةُ إِلَى عُثْمَانَ فَأَمَرَ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ الزُّبَيْرِ وَسَعِيدَ بْنَ الْعَاصِ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ فَنَسَخُوهَا فِى الْمَصَاحِفِ وَقَالَ عُثْمَانُ لِلرَّهْطِ الْقُرَشِيِّينَ الثَّلاَثَةِ إِذَا اخْتَلَفْتُمْ أَنْتُمْ وَزَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ فِى شَىْءٍ مِنَ الْقُرْآنِ فَاكْتُبُوهُ بِلِسَانِ قُرَيْشٍ فَإِنَّمَا نَزَلَ بِلِسَانِهِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى إِذَا نَسَخُوا الصُّحُفَ فِى الْمَصَاحِفِ رَدَّ عُثْمَانُ الصُّحُفَ إِلَى حَفْصَةَ وَأَرْسَلَ إِلَى كُلِّ أُفُقٍ بِمُصْحَفٍ مِمَّا نَسَخُوا وَأَمَرَ بِمَا سِوَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ فِى كُلِّ صَحِيفَةٍ أَوْ مُصْحَفٍ أَنْ يُحْرَقَ.
Dinarasikan Anas ibn Malik ra.: Hudzaifah ibn al-Yamani datang kepada Utsman setelah sebelumnya memerangi penduduk Syam yakni pada saat penaklukan Armenia dan Azerbaijan bersama penduduk Irak. Ternyata perselisihan mereka dalam bacaan Al-Qur’an mengejutkan Hudzaifah. Maka Hudzaifah berkata kepada Utsman: Rangkullah umat ini sebelum mereka berselisih tentang Al-Qur`an sebagaimana perselisihan yang telah terjadi pada kaum Yahudi dan Nasrani. Akhirnya Utsman mengirim surat kepada Hafsah yang berisikan: Tolong kirimkanlah lembaran Al-Qur’an kepada kami, agar kami dapat segera menyalinnya ke dalam lembaran yang lain. Lalu kami akan segera mengembalikannya kepada anda. Maka Hafsah pun mengirimkannya kepada Utsman. Lalu Utsman memerintahkan kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Zubair, Sa’id ibn Asyh dan Abdurrahman ibn Harits ibn Hisyam, sehingga mereka menyalinnya ke dalam lembaran yang lain. Utsman berkata kepada tiga orang Quraisy dari mereka: Jika kalian berselisih dengan Zaid ibn Tsabit terkait dengan Al-Qur`an, maka tulislah dengan bahasa Quraisy, sebab Al-Qur`an turun dengan bahasa mereka. Kemudian mereka mengindahkan perintah itu hingga penyalinan selesai dan Utsman pun mengembalikannya ke Hafsah. Setelah itu, Utsman mengirimkan sejumlah lembaran yang telah disalin ke berbagai penjuru negeri kaum muslim, dan memerintahkan untuk membakar Al-Qur`an yang terdapat pada selain lembaran tersebut. Hr. Bukhari: 4987.
Berangkat dari teks di atas maka dapat difahami bahwa Al-Qur’an bukan merupakan berbahasa Arab pada umumnya, melainkan mengkrucut berbahasa Quraisy. Untuk itu mencarai kesejatian makna Al-Qur’an harus merujuk kepada pemahaman Quraiys sebagai bahasa ibu Al-Qur’an.
Dengan demikian untuk memahami bahasa wahyu, tidak cukup hanya merujuk kepada kamus umum Arab, melainkan kamus khusus yang dipakai oleh bangsa Quraiys. Seperti kalimat ”ittaqillah” tidak selamanya dimaknai ”bertakwalah kepada Allah”, namun lebih banyak berkonotasi pemaknaan ”anda salah, atau jangan begitu, dan sejenisnya”.

