
DUNIA ADALAH LADANG AKHIRAT
DUNIA ADALAH LADANG AKHIRAT
PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)
TEKS HADITS: Al-dunya mazra’atul akhirah.
TERJEMAHAN: Dunia adalah ladang akhirat.
STATUS HADITS: PALSU.
PENJELASAN HADITS: Hadits ini cukup masyhur baik dikalangan ulama maupun masyarakat awam. Namun hasil penelitian sebagaimana yang dapat dilihat pada takhrij hadits, adalah hadits yang tidak ditemukan sanad (mata rantai perawinya), yang sering diistilahkan “hadits la asla lahu”. Menurut ulama, semua hadits yang dinyatakan tidak memiliki sanad dikategorikan “hadits palsu”. Betapapun hadits ini “palsu”, namun maknanya shahih. Dahulu penulis pernah memaparkan: Betapa pun hadits itu dhaif (lemah) namun maknanya shahih, akhirnya penulis mendapatkan tanggapan yang serius, bahkan dalam sebuah majelis taklim penulis secara khusus diundang untuk mempertanggung jawabkan pernyataan tersebut. Dengan senang hati penulis hadiri dan penulis jelaskan bahwa pernyataan itu bukan penulis yang pertama kali menyampaikannya. Para ulama hadits sebelumnya pun juga mempunyai pernyataan yang sama, sehingga teman-teman di majelis taklim memahaminya. Kali ini pernyataan penulis bukan “hadits dhaif” yang kadang maknanya shahih, namun “hadits palsu” tetapi maknanya shahih. Penulis yakin suatu saat akan diundang lagi dalam masjelis taklim untuk mempertanggung jawabkan pernyataan tersebut. Maka agar penulis tidak diundang lagi berikut ini penulis paparkan di antara orang alim yang menyatakan walaupun hadit itu palsu namun kadang maknanya shahih. Yaitu penyusun Kasyf al-Khafa’ (1/412) memaparkan: Hadits “Dunia adalah ladang akhirat” dinilai penyusun buku al-maqashid “lam aqif ‘alaihi” (saya tidak menemukan keberadaan hadits ini dalam referensi hadits) walaupun hadits tersebut tercantum dalam buku Ihya’ Ulumuddin. Menurut imam al-Qari: Namun makna hadits itu shahih. Ungkapan itu seirama dengan firman Allah swt: “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat. (Qs. Syura: 20). Hadits di atas ada kemiripan pula dengan hadits yang dikeluarkan oleh Hakim dalam bukunya al-Mustadrak: 7870 dari riwayat Sa’ad ibn Thariq dari bapaknya, Rasulullah saw. bersabda: Kenikmatan dunia bagi yang berbekal untuk kenikmatan akhirat. Sayangnya hadits ini dikomentari oleh imam al-Dzahabi: Hadits munkar. Sacara nalar pun semua orang dapat menerima, apa saja yang kita kerjakan berupa kebaikan di dunia ini, pasti akan kita temukan hasilnya di akhirat kelak. Demikian pula sebaliknya. Tepat apa yang difirmankan Allah “Barangsiapa berbuat baik walaupun sekecil apa pun, pasti ia akan menyaksikan di akhirat dan barangsiapa berbuat keji sekecil apa pun ia juga pasti akan menyaksikannya di akhirat kelak” Qs. Al-Zalzalah: 7.
TAKHRIJ HADITS: Hadits di atas sering penulis istilahkan “hadits ujug-ujug muncul”. Maksudnya biasanya sebuah hadits itu muncul karena diceritakan perawi dari guru ke guru berikutnya sampai kepada Rasulullah saw. Namun hadits di atas tidak halnya seperti itu, melainkan muncul dalam tulisan apakah di buku maupun di lembaran-lembaran yang tidak diketahui siapa mata rantai perawinya. Biasanya hadits-hadits jenis seperti ini muncul dalam referensi manaqib, atau referensi fikih dan sebagainya. Hadits tersebut juga tercantum dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya imam al-Ghazali yang juga tidak dicantumkan mata rantai perawinya.
Referensi: Lebih lanjut silakan merujuk referensi berikut ini: Maqasid: 294. Tamyiz: 108. Kasyf: 1/412.

