* ALHAMDULILLAH * ARTIKEL ILMIAH, KAJIAN TEMATIK & BUKU-BUKU TERBARU * TERBIT SETIAP HARI JUM'AT *

TURATS NABAWI

HADITS BAJU MERAH

HADITS BAJU MERAH

PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ جَمِيعًا عَنْ وَكِيعٍ  قَالَ زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ  حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَوْنُ بْنُ أَبِى جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم بِمَكَّةَ وَهُوَ بِالأَبْطَحِ فِى قُبَّةٍ لَهُ حَمْرَاءَ مِنْ أَدَمٍ  قَالَ  فَخَرَجَ بِلاَلٌ بِوَضُوئِهِ فَمِنْ نَائِلٍ وَنَاضِحٍ  قَالَ  فَخَرَجَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم عَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ سَاقَيْهِ  قَالَ  فَتَوَضَّأَ وَأَذَّنَ بِلاَلٌ  قَالَ  فَجَعَلْتُ أَتَتَبَّعُ فَاهُ هَا هُنَا وَهَا هُنَا  يَقُولُ يَمِينًا وَشِمَالاً  يَقُولُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ  قَالَ  ثُمَّ رُكِزَتْ لَهُ عَنَزَةٌ فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى الظُّهْرَ رَكْعَتَيْنِ يَمُرُّ بَيْنْ يَدَيْهِ الْحِمَارُ وَالْكَلْبُ لاَ يُمْنَعُ ثُمَّ صَلَّى الْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ حَتَّى رَجَعَ إِلَى الْمَدِينَةِ.

Dinarasikan Aun ibn Abi Juhaifah dari bapaknya: Saya mendatangi Nabi saw. di Makkah, ketika itu Nabi berada di Abthah, dengan mengenakan jubah merah terbuat dari kulit. Sekonyong-konyong Bilal datang membawakan air wudhu untuk beliau. Dari sisa air itu ada orang yang mendapatkannya dan ada pula yang hanya mendapat percikannya. Kemudian Nabi saw., keluar memakai pakaian merah. Seolah-olah saya masih melihat (bagaimana) putihnya betis Nabi. Lalu Nabi saw., wudhu, dan Bilal adzan. Saya mengikuti gerak-gerik mulut Bilal berseru ke kanan dan ke kiri mengucapkan: Hayya ‘alas shalah, hayya ‘alal falah. Kemudian Bilal menancapkan sebuah tongkat berujung besi, lalu Nabi saw., maju ke depan mengimami shalat qasar Dzuhur dua rakaat. (Ketika Nabi sedang shalat), keledai dan anjing digiring lewat di depan Nabi (di balik tongkat itu), tetapi ia tidak dicegah (oleh Nabi saw.). Kemudian shalat Ashar dua rakaat, kemudian tetap shalat dua rakaat hingga (tiba) kembali di Madinah. Hr. Muslim dalam al-Shahih:  1147.

Hadits ini menjadi qarinah, bahwa tidak semua pakaian warna “merah” diancam masuk ke dalam neraka. Sekiranya digeneralisasikan bahwa semua orang yang berpakaian warna merah mereka diancam neraka, tentu mustahil Nabi saw. sendiri yang melanggarnya. Maka di balik orang berpakaian merah itulah yang dicari latar belakang historisnya, kenapa pemakainya sampai diancam Nabi akan terkena api neraka. Bisa jadi karena kesombongannya, atau sikap pamernya atau perasaan dirinya yang paling hebat dan sebagainya merupakan indikasi pelakunya layak mendapatkan ancaman neraka tersebut.

SILAHKAN SHARE SEMOGA BERMANFAAT :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: MAAF !!