
HADITS MAYIT MENDENGAR
MATERI DISKUSI
PENULIS : ZAINUDDIN MZ
DIREKTUR MARKAZ TURATS NABAWI
POLA MERUJUK KEPADA AL-QUR’AN DAN HADITS: HIRARCHI ATAU KEBERSAMAAN
*****
KASUS : HADITS MAYIT MENDENGAR
HADITS DIALOG NABI DENGAN PENGHUNI KUBUR
Teks hadis yang menceritakan dialog Nabi saw. dengan penghuni kubur cukup banyak, ada yang oleh perawi dituturkan secara singkat, namun ada pula yang dipaparkan secara rinci. Berikut ini penulis hadirkan sebagian dari teks hadis tersebut dan selanjutnya dilakukan takhrij hadis (penelitian hadis) dan analisis terhadap hadis-hadis tersebut.
Hadis Ibn Umar ra.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَلِيبِ بَدْرٍ فَقَالَ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ثُمَّ قَالَ إِنَّهُمُ الانَ يَسْمَعُونَ مَا أَقُولُ فَذُكِرَ لِعَائِشَةَ فَقَالَتْ إِنَّمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُمُ الانَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّ الَّذِي كُنْتُ أَقُولُ لَهُمْ هُوَ الْحَقُّ ثُمَّ قَرَأَتْ ( إِنَّكَ لا تُسْمِعُ الْمَوْتَى ) حَتَّى قَرَأَتِ الايَةَ
Ibn Umar ra. berkata: Nabi saw. berdiri di atas gundukan pemakaman Badar lalu berkata: Apakah anda telah mendapatkan janji siksa dari Tuhan secara hak? Sabdanya: Saat ini mereka dijadikan dapat mendengar apa yang saya tanyakan kepada mereka. Berita itu akhirnya disampaikan kepada Aisyah. Aisyah berkata: Yang disabdakan Nabi adalah ucapan saat ini mereka dijadikan memahami apa yang saya katakan kepada mereka, ini adalah sebuah kebenaran. Lalu Aisyah membacakan firman-Nya “Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang mati dapat mendengar” sampai akhir ayat tersebut.
Bukhari (Al-Maghazi: 3682, 3822) (Al-Janaiz: 1281), Muslim (Al-Janaiz: 1547, 1548), Nasai (Al-Janaiz: 2049), Ahmad (Musnad al-Muktsirin min al-Shahabah: 4632, 5870) dengan sanad (mata rantai perawi) Urwah ibn al-Zubair dan Nafi’ dari Abdullah ibn Umar ra. Hadis di atas juga diriwayatkan oleh Aisyah dan Muhammad ibn Maslamah.
Hadis Abu Thalhah ra.
عَنْ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ يَوْمَ بَدْرٍ بِأَرْبَعَةٍ وَعِشْـرِينَ رَجُلا مِنْ صَنَادِيدِ قُرَيْشٍ فَقُذِفُوا فِي طَوِيٍّ مِنْ أَطْوَاءِ بَدْرٍ خَبِيثٍ مُخْبِثٍ وَكَانَ إِذَا ظَهَرَ عَلَى قَوْمٍ أَقَامَ بِالْعَرْصَةِ ثَلاثَ لَيَـالٍ فَلَمَّا كَانَ بِبَدْرٍ الْيَوْمَ الثَّالِثَ أَمَرَ بِرَاحِلَتِهِ فَشُدَّ عَلَيْهَا رَحْلُهَا ثُمَّ مَشَى وَاتَّبَعَهُ أَصْحَابُهُ وَقَالُوا مَا نُرَى يَنْطَلِقُ إِلا لِبَعْضِ حَاجَتِهِ حَتـَّى قَامَ عَلَى شَفَةِ الرَّكِيِّ فَجَعَلَ يُنَادِيهِمْ بِأَسْمَائِهِمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِهِمْ يَا فُلانُ بْنَ فُلانٍ وَيَا فُلانُ بْنَ فُلانٍ أَيَسُرُّكُمْ أَنَّكُمْ أَطَعْتُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّا قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالَ فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا تُكَلِّمُ مِنْ أَجْسَادٍ لا أَرْوَاحَ لَهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ قَالَ قَتَادَةُ أَحْيَاهُمُ اللَّهُ حَتَّى أَسْمَعَهُمْ قَوْلَهُ تَوْبِيخًا وَتَصْغِيرًا وَنَقِيمَةً وَحَسْرَةً وَنَدَمًا
Abu Thalhah ra. berkata: Nabi saw. memerintahkan untuk memakamkan dua puluh empat orang Quraiys yang terkena bencana. Mereka terkena sanksi qadaf dalam salah satu kubangan di Badar yang kotor dan menjijikkan. Apabila tampak suatu kaum maka kepada mereka dipamerkan selama tiga hari. Pada hari ketiga ketika Nabi saw. berdomisili di Badar beliau menaiki kendaraan menuju kesuatu tempat yang disertai oleh para sahabat. Mereka berkomentar: Nabi tidak akan pergi kecuali untuk hajat tertentu, sehingga beliau sampai dekat dengan sebuah galian pemakaman orang-orang Qursiys seraya menyerukan nama-nama penghuni makam. Wahai fulan ibn fulan, apakah ketaatanmu kepada Allah dan Rasul-Nya berdampak menggembirakan anda? Benar, kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Allah dengan hak. Wahai fulan ibn fulan apakah anda telah mendapatkan sanksi Tuhanmu dengan hak? Umar berkata: Wahai Nabi, kenapa tuan berbincang dengan jasad yang sudah tidak berarwah (mayat). Nabi saw. bersabda: Demi yang jiwaku di tangan-Nya kalian tidak mampu menjadikan mereka dapat mendengar seperti apa yang saya perdengarkan kepada mereka. Qatada berkata: Mereka dihidupkan kembali oleh Allah sehingga mampu mendengar apa yang dibicarakan Nabi kepada mereka sebagai pelecehan dan penghinaan dan cerminan penyesalan buat mereka.
Bukhari (Al-Maghazi: 3679) (Al-Jihad wa al-Sair: 2837), Muslim (Al-Jannah wa Shifat Na’imiha wa Ahliha: 5121); Turmudzi (Al-Siyar: 1471), Nasai (Al-Janaiz: 2047, 2048), Abu Daud (Al-Jihad: 2320), Ahmad (Baqi Musnad al-Muktsirin: 12014, 15762), Darimi (Al-Siyar: 2350) dengan sanad (mata rantai perawi) Sa’id dari Qatadah ibn Di’amah dari Anas ibn Malik dari Zaid ibn Sahal (Abu Thalhah) ra.
HADITS BACAAN SALAM BAGI MAYIT
Teks hadis yang memaparkan syariat mengucapkan salam sewaktu memasuki kawasan pemakaman sangat banyak, ada yang shahih, hasan, dhaif, bahkan ada yang palsu. Berikut ini sebagian dari teks-teks tersebut beserta analisisnya.
Hadis Abu Hurairah ra.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى الْمَقْبُرَةَ فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا قَالُوا أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ فَقَالُوا كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلا يَعْرِفُ خَيْلَهُ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ
Abu Hurairah ra. berkata: Nabi saw. mendatangi makam lalu mengucapkan: Semoga kesejahteraan terlimpah kepada kalian wahai penghuni makam dari golongan mukmin. Sesungguhnya kelak kami akan menyusul kalian. Saya bangga telah menyaksikan para sahabat kita. Para sahabat bertanya: Apakah kami bukan sahabat tuan? Nabi menjawab: Kalian juga sahabat kami demikian pula generasi sesudahnya. Mereka bertanya: Bagaimana tuan dapat menyaksikan sahabat yang datang sesudah kita? Nabi saw. bersabda: Tahukah seseorang yang memiliki kuda yang berkilauan pada telapak tangan dan kakinya bila berbaur dengan kuda yang hitam kelam keseluruhan? Bukankah dengan mudah ia dapat membedakannya? Mereka menjawab: Benar. Nabi saw. bersabda: Kelak umatku datang di hari kiamat dengan tanda kilauan pada tangan dan kakinya sebagai dampak dari basuhan wudhunya …”
Bukhari (Al-Musaqat: 2194), Muslim (Al-Thaharah: 367), Nasai (Al-Thaharah: 150), Abu Daud (Al-Janaiz: 2818), Ibn Majah (Al-Zuhud: 4296), Ahmad (Baqi Musnad al-Muktsirin: 7652, 7523, 8924, 9479, 9648), Malik (Al-Thaharah: 53) dengan sanad (mata rantai perawi) Al-Ala’ dari Abdurrahman ibn Ya’qub dari Abdurrahman ibn Sakhar (Abu Hurairah ra.)
Hadis Aisyah ra.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لاهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ
Aisyah ra. berkata: Ketika Nabi saw. ada jatah bermalam di rumah bersama saya, maka pada akhir malam beliau pergi ke pemakaman Baqi lalu mengucapkan salam: Semoga kesejahteraan terlimpah kepadamu wahai penghuni makam dari golongan orang mukmin. Kelak akan datang apa yang telah dijanjikan buat kalian dengan tanda kilauan pada kaki, dan sesungguhnya kami akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni pemakaman Baqi’.
Muslim (Al-Janaiz: 1618, 1619), Nasai (Al-Janaiz: 2012), Ibn Majah (Ma Ja-a fi al-Janaiz: 1535), Ahmad (Baqi Musnad al-Anhar: 23288, 23335, 23657, 24297, 24671, 24825) dengan sanad (mata rantai perawi) Ismail dari Syuraik dari Atha’ ibn Yasar [H] dan dari Abdul Malik dari Abdullah dari Muhammad ibn Qais, keduanya dari Aisyah ra.
Hadis Buraidah ra.
عَنْ بُرَيْدَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَى عَلَى الْمَقَابِرِ فَقَالَ السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ أَنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ
Buraidah ra. berkata: Sewaktu Nabi saw. ziarah ke makam, beliau mengucapkan salam: Semoga kesejahteraan terlimpah kepada penghuni kubur dari golongan mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami akan menyusul kalian. Kalian bagi kami adalah pendahulu, sedangkan kami akan mengikuti. Saya memohon ampunan kepada Allah buat kami dan kalian semua.
Muslim (Al-Janaiz: 1620), Nasai (Al-Janaiz: 2013), Ibn Majah (Ma Ja-a fi al-Janaiz: 1536), Ahmad (Baqi Musnad al-Anshar: 21907, 21961) dengan sanad (mata rantai perawi) Alqamah ibn Urtsid dari Sulaiman dari Buraidah ra.
Hadis Abu Hurairah ra.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَقَفَ عَلَى مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ وَ عَلَى أَصْحَابِهِ حِيْنَ رَجَعَ مِنْ أُحُدٍ فَقَالَ أَشْهَدُ اَنَّكُمْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى فَزُوْرُوْهُمْ وَ سَلِّمُوْا عَلَيْهِمْ فَوَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لا يُسَلِّمُ اَحَدٌ عَلَيْهِمْ اِلا رَدُّوْا عَلَيْهِ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Abu Hurairah ra. berkata: Nabi saw. berdiri di atas makam Mus’ab ibn Umair dan jenazah sahabat lain ketika pulang dari perang Uhud. Nabi saw. bersabda: Saya bersaksi kalian adalah hidup di sisi Allah Ta’ala. Wahai umat ziarahilah mereka, ucapkan salam kepada mereka. Demi yang jiwaku di tangan-Nya tidaklah seorang di antara kalian mengucapkan salam kepada mereka kecuali mereka membalasnya sampai hari kiamat.
Baihaqi dalam kitab Dalail al-Nubuwat dan Hakim. Hadis ini dinilai Ibn Rajab al-mursal (gugur perawi sahabatnya) dan dinilai imam al-Dzahabi hadis palsu.
Hadis Ibn Razin
اِنَّ أَهْلَ الْقُبُوْرِ يَسْمَعُوْنَ السَّلامَ عَلَيْهِمْ وَ لَكِنْ لا يَسْتَطِيْعُوْنَ اَنْ يُجِيْبُوْا
Sesungguhnya penghuni kubur dapat mendengar bacaan salam yang diucapkan kepada mereka, hanya saja mereka tidak dapat menjawabnya.
Hadis Lain
مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِبْهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِى الدُّنْيَا فَسَلَّمَ عَلَيْهِ اِلا عَرَفَهُ وَ رَدَّ عَلَيْهِ
Siapa saja yang berjalan melintasi makam saudara sesama mukmin, lalu ia mengucapkan salam kepadanya dan di dunia ia telah mengenalnya, maka ia tetap mengenali dan menjawab salamnya.
Hadis Zaid ibn Aslam
مَرَّ اَبُوْ هُرَيْرَةَ وَ صَاحِبٌ لَهُ عَلَى قَبْرٍ فَقَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: سَلِّمْ. فَقَالَ الرَّجُلُ اُسَلِّمُ عَلَى الْقَبْرِ؟ فَقَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: اِنْ كَانَ رَآكَ فِى الدُّنْيَا يَوْمًا قَطُّ اِنَّهُ لَيَعْرِفُكَ الانَ
Abu Hurairah ra. bersama salah seorang sahabatnya berjalan melintasi makam, katanya kepada sahabatnya: Ucapkan salam kepadanya. Sahabatnya bertanya: Kenapa saya harus mengucapkan salam kepada kuburan? Abu Hurairah berkata: Sekiranya ia pernah melihat anda di dunia hanya sakali pun, maka saat ini tentu ia mengenali anda.
Catatan: Keempat hadis di atas adalah hadis munkar dan palsu.
HADITS MAYIT MENDENGAR SUARA ALAS KAKI
Teks hadis yang menjelaskan mayat dapat mendengar detakan alas kaki telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat, di antaranya adalah sebagai berikut:
Hadis Anas ra.
عَنْ أَنَسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَبْدُ إِذَا وُضِـعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَـالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوِ الْمُنَـافِقُ فَيَقُولُ لا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لا دَرَيْتَ وَلا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلا الثَّقَلَيْنِ
Dinarasikan Anas ibn Malik ra., Nabi saw. bersabda: Ketika seorang jenazah diletakkan dalam kuburnya dan ditinggal oleh pelayatnya, maka sesungguhnya ia mendengar suara detakan alas kaki mereka. Kemudian ia didatangi dua malaikat, setelah mendudukkannya malaikat berkata: Bagaimana pendapatmu terhadap nabi yang bernama Muhammad saw. Kalau ia mampu berkata: Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah, maka dikatakan kepadanya: Lihatlah tempat nerakamu, kini Allah menggantinya dengan tempat dalam surga. Kalau ia orang kafir atau munafik, ia berkata: Saya tidak mengerti saya hanya mengucapkan seperti kata orang. Malaikat berkata kepadanya: Kamu tidak mengerti dan tidak mengikuti mereka yang telah memahaminya, maka ia disiksa dengan pukulan dari besi pada antara kedua telinganya yang membuat ia berteriak dan teriakan itu tidak akan dapat didengar oleh bangsa jin dan manusia.
Bukhari (Al-Janaiz: 1252, 1285), Muslim (Al-Jannah wa Shifat Na’imiha wa Ahliha: 5115, 5116), Nasai (Al-Janaiz: 2022, 2023, 2024), Abu Daud (Al-Janaiz: 2812) (Al-Sunnah: 4126), Ahmad (Baqi Musnad al-Muktsirin: 11823, 12964) dengan sanad (mata rantai perawi) Sa’id dari Qatadah ibn Di’amah dari Anas ibn Malik ra.
Hadis Ibn Abbas ra.
قَالَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ …
Nabi saw. bersabda: Ketika seorang jenazah diletakkan dalam kuburnya dan ditinggal oleh pelayatnya, maka sesungguhnya ia mendengar suara detakan alas kaki mereka, kemudian ia didatangi dua malaikat, …. HR. Thabrani dari Ibn Abbas ra.
Hadis Abu Hurairah ra.
عَـنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا
Dinarasikan Abu Hurairah ra., Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya mayat dapat mendengar suara detakan alas kaki para pelayat ketika mereka pulang.
Ahmad (Baqi Musnad al-Muktsirin: 8267, 9365) dengan sanad (mata rantai perawi) dari Affan ibn Muslim dari Hamad ibn Salamah dari Abdullah [H] dan dari Waki’ ibn al-Jarrah dari Sufyan ibn Sa’id dari Ismail dari Abdurrahman (keduanya) dari Abdurrahman ibn Sahr (Abu Hurairah ra.).
VERSUS
Firman Allah.
وَمَا يَسْتَوِي الاَحْيَاءُ وَلا الاَمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Tidak sama orang hidup dengan orang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran buat siapa saja yang dikehendaki-Nya. Sekali-kali kamu tidak mampu menjadikan orang yang ada dalam kubur (mayat) dapat mendengar”. QS. Al-Fatir: 22.
Firman Allah.
إِنَّكَ لاَ تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلاَ تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak mampu menjadikan orang-orang mati dapat mendengar sebagaimana menjadikan orang tuli mendengar panggilan sekiranya mereka berpaling ke belakang”. QS. Al-Naml: 80
CARA PEMADUAN
Hadits-hadits di atas shahih. Hadits dialoq dalam konotasi mu’jizat, bukan syariat.
Hadits bacaan salam, berkonotasi syariat. Bacaan salam merupakan doa, doa itu boleh untuk yang masih hidup atau telah wafat. Bagi yang masih hidup, jika tidak mendengar orang yang memberinya salam maka tidak wajib membalas. Bahkan jika ada yang mengucapkan salam dan kita pun mendengarnya, tidak ada syariat menjawab, yakni ketika makmum mendengar bacaan salam imam. Jika disimpulkan tidaklah mayit diberi ucapan salam kecuali ia mendengarnya, lantas bagaimana hukum mayit yang mendengar itu menjawab salam? Jika wajib. Mungkinkah mayit masih terbeban taklif?
Hadits mendengar suara alas kaki, harus difahami nasehat karambol, inti nasehat itu untuk menziarah, bukan untuk mayit, maka lepaskan alas kakimu jika memasuki pemakaman. Jika tidak kelak akan didengar mayit. Ada juga yang memahami itu khusus pada peletakan jenazah saat pemakamannya.
Hukum umum jangankan kita, Nabi saja tidak dapat menjadikan mayit mendengar.
Maka jangan dijadikan arwah syuhada’ untuk mediator dalam berdoa gara-gara roh mereka masih dapat diajak komunikasi. Mediator model inilah awal kejadian syirik umat nabi Nuh dalam memohon kepada Allah yang bermediator dengan roh Lata, Uzza, Manat, Yauq, Yagus, Suwa’ dan lainnya. Cari mediator yang syar’, seperti tawasu dengan Asma’ Khusna, tawasul dengan amal salehnya, tawasul dengan bantuan doa teman yang masih hidup.
*****

