
HADITS YANG SEAKAN-AKAN KONTRADIKSI DENGAN AL-QURAN
HADITS YANG SEAKAN-AKAN KONTRADIKSI DENGAN AL-QURAN
PENGHARAMAN BINATANG BUAS
POLA MERUJUK KEPADA AL-QUR’AN DAN HADITS: HIRARCHI ATAU KEBERSAMAAN?
OLEH : DR. H. ZAINUDDIN MZ., LC., MA
PENGANTAR
Ditemukan beberapa masalah keagamaan bahwa hadits-haditsnya seakan-akan kontradiksi dengan Al-Qur’an. Jika pola merujuk kepada Al-Qur’an dan hadits secara hirarchi, maka hadits-hadits tersebut harus dinafikan, walaupun hadits-haditsnya diriwayatkan jama’ah, atau muttafaq alaihi. Nalarnya, jika ada hadits shahih kontradiksi dengan yang lebih shahih harus dinafikan, maka lebih-lebih jika ada hadits shahih kontradiksi dengan Al-Qur’an.
Hal ini berbeda jika pola merujuk kepada Al-Qur’an dan hadits secara kebersamaan, maka hadits-hadits yang tampaknya kontradiksi harus dapat dikompromikan dengan Al-Qur’an. Nalarnya, sesama wahyu tidak mungkin terjadi paradok.
Artikel ini memaparkan bagaimana cara memadukan hadits-hadits pengharaman binatang buas yang tampaknya kontradiksi dengan Al-Qur’an.
PENGHARAMAN BINATANG BUAS
Hadits pengharaman binatang binatang buas diriwayatkan beberapa sahabat. Yaitu:
1. HADITS ABU HURAIRAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ فَأَكْلُهُ حَرَامٌ
Dinarasikan Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda: Setiap binatang yang bertaring dari jenis binatang buas hukum mengkomsumsinya adalah haram. Hr. Bukhari: 5210; Muslim: 1933; Nasai: 4324; Ibnu Majah: 3233; dan Ahmad: 7223.
2. HADITS ABU HURAIRAH
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَرَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ كُلَّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ, وَالمُجَثَّمَةَ
Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. mengharamkan setiap binatang buas dan mujatsamah (binatang yang mendekam) pada hari perang Khaibar. Hr. Tirmidzi: 1795.
3. HADITS IBNU ABBAS
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ
Ibnu Abbas ra. berkata: Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi setiap binatang yang bertaring dari jenis binatang buas. Hr. Muslim: 193; Abu Dawud: 380lim: 193; Abu Dawud: 3805; Nasai: 4348; Ahmad: 2747.
4. HADITS IBNU ABBAS
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنَ الطَّيْرِ
Ibnu Abbas ra. berkata: Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi setiap burung bercengkeram (menyambar). Hr. Muslim: 1934; Abu Dawud: 3803; Nasai: 4348; Ahmad: 3141.
5. HADITS ABU TSA’LABAH
وَعَنْ أبي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، حَدِّثْنِي مَا يَحِلُّ مِمَّا يَحْرُمُ عَلَيَّ، فَقَالَ: لَا تَأكُلِ الْحِمَارَ الأَهْلِيَّ، وَلَا كُلَّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ
Abu Tsa’labah al-Khusani ra. Berkata: Aku menghadap Nabi dan bertanya: Wahai Rasulullah, kabarkanlah padaku apa yang diharamkan bagiku. Nabi saw. bersabda: Janganlah anda mengkonsumsi keledai ahliyah (terlatih) dan semua binatang yang bertaring dari jenis binatang buas. Hr. Thahawi: 6405. Periksa Irwa’: 2485; Shahihah: 475.
6. HADITS ABDULLAH BIN ZAID
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي خِطْفَةٍ، وَعَنْ كُلِّ نُهْبَةٍ، وَعَنْ كُلِّ مُجَثَّمَةٍ، وَعَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ
Abu Darda’ ra. berkata: Rasulullah saw. melarang setiap binatang yang menyambar, setiap binatang yang mendekam dan setiap binatang yang bertaring dari binatang buas. Hr. Ahmad: 27552. Arnaut menilai: Hadits marfu’, shahih li ghairihi, dan sanad hadits ini dhaif.
7. HADITS IRBAD BIN SARIYAH
عَنْ أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ العِرْبَاضِ وَهُوَ ابْنُ سَارِيَةَ, عَنْ أَبِيهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السَّبُعِ
Dinarasikan Umu Habibah dari bapaknya (Irbad bin Sariyah): Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi setiap binatang yang bertaring dari jenis binatang buas. Hr. Tirmidzi: 1474; Ahmad: 8775.
8. HADITS MIQDAM BIN MA’DIKARIB
وَعَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَا لَا يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الْأَهْلِيِّ, وَلَا كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ
Dinarasikan Miqdam bin Ma’dikarib ra., Rasulullah saw. bersabda: Ketahuilah, tidak halal bagi kalian mengkonsumsi daging keledai ahliyah (terlatih), dan setiap binatang yang bertaring dari jenis bintang buas. Hr. Abu Dawud: 4604; Ahmad: 17213. Periksa Shahihah: 2870.
Hadits-hadits di atas menunjukkan pelarangan mengkonsomsi binatang buas baik dalam bentuk ‘naha’ (melarang) maupun secara ‘sharih’ (mengharamkan dan tidak halal). Dengan demikian dapat difahami pelarangan tersebut dimaksud pengharaman.
9. HADITS IBNU UMAR
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ الْجَلَّالَةِ وَأَلْبَانِهَا
Ibnu Umar ra. Berkata: Nabi saw. melarang mengkonsumsi binatang jalalah (pemakan kotoran) dan meminum susunya. Hr. Abu Dawud: 3785; Tirmidzi: 1824; Nasai: 4447; Ibnu Majah: 3189; Ahmad: 2671. Periksa Irwa’: 2503.
10. HADITS IBNU UMAR
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: (نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ) (وَكَانَ النَّاسُ احْتَاجُوا إِلَيْهَا)
Ibnu Umar ra. Berkata: Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi daging keledai ahliyah (terlatih), padahal umat sangat membutuhkannya. Hr. Bukhari: 3980; Muslim: 561; Nasai: 4336.
11. HADITS JABIR BIN ABDULLAH
وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ, وَرَخَّصَ فِي [لُحُومِ] الْخَيْلِ
Jabir bin Abdullah ra. Berkata: Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi daging keledai ahliyah (terlatih), dan beliau membolehkan mengkonsumsi daging kuda. Hr. Bukhari: 3982, 5201; Muslim: 1941; Abu Dawud: 3788; Nasai: 4327.
12. HADITS JABIR BIN ABDULLAH
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ: حَرَّمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي يَوْمَ خَيْبَرَ الحُمُرَ الإِنْسِيَّةَ, وَلُحُومَ البِغَالِ
Jabir bin Abdullah ra. Berkata: Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. mengharamkan mengkonsumsi daging keledai insiyah (terlatih) dan daging bighal (peranakan kuda dan keledai). Hr. Tirmidzi: 1478; Ahmad: 14 mengkonsumsi daging keledai insiyah (terlatih) dan daging bighal (peranakan kuda dan keledai). Hr. Tirmidzi: 1478; Ahmad: 14503.
13. HADITS ABU TSA’LABAH
وَعَنْ أبي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيَّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، حَدِّثْنِي مَا يَحِلُّ مِمَّا يَحْرُمُ عَلَيَّ، فَقَالَ: لَا تَأكُلِ الْحِمَارَ الأَهْلِيَّ، وَلَا كُلَّ ذِي نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ
Abu Tsa’labah al-Khusani ra. Berkata: Aku menghadap Nabi dan bertanya: Wahai Rasulullah, kabarkanlah padaku apa yang diharamkan bagiku. Maka Nabi saw. bersabda: Janganlah anda mengkonsumsi keledai ahliyah (terlatih) dan semua binatang yang bertaring dari jenis binatang buas. Hr. Thahawi: 6405. Periksa Irwa’: 2485; Shahihah: 475.
14. HADITS ABDULLAH BIN ZAID
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ي يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ كُلِّ ذِي خِطْفَةٍ، وَعَنْ كُلِّ نُهْبَةٍ، وَعَنْ كُلِّ مُجَثَّمَةٍ، وَعَنْ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ
Abu Darda’ ra. Berkata: Rasulullah saw. melarang setiap binatang yang … dan[1] setiap binatang yang bertaring dari binatang buas. Hr. Ahmad: 27552. Arnaut menilai: Hadits marfu’, shahih li ghairihi, dan sanad hadits ini dhaif.
15. HADITS IRBAD BIN SARIYAH
عَنْ أُمُّ حَبِيبَةَ بِنْتُ العِرْبَاضِ وَهُوَ ابْنُ سَارِيَةَ, عَنْ أَبِيهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنَ السَّبُعِ
Dinarasikan Umu Habibah dari bapaknya (Irbad bin Sariyah): Pada hari perang Khaibar Rasulullah saw. melarang mengkonsumsi setiap binatang yang bertaring dari jenis binatang buas. Hr. Tirmidzi: 1474; Ahmad: 8775.
16. HADITS MIQDAM BIN MA’DIKARIB
وَعَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلَا لَا يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الْأَهْلِيِّ, وَلَا كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ
Dinarasikan Miqdam bin Ma’dikarib ra., Rasulullah saw. bersabda: Ketahuilah, tidak halal bagi kalian mengkonsumsi daging keledai ahliyah (terlatih), dan setiap binatang yang bertaring dari jenis bintang buas. Hr. Abu Dawud: 4604; Ahmad: 17213. Periksa Shahihah: 2870.
HADITS-HADITS DI ATAS TAMPAKNYA KONTRADIKSI DENGAN FIRMAN ALLAH SWT:
VERSUS AL-QUR’AN
FIRMAN-NYA:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلاَ عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs. Al-Nahl: 115.
FIRMAN-NYA :
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
Diharamkan bagimu (memakan) (1) bangkai, (2) darah, (3) daging babi, (4) (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, (5) yang tercekik, (6) yang terpukul, (7) yang jatuh, (8) yang ditanduk, (9) dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, (10) dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (Qs. Al-Maidah: 3).
Dan masih banyak lagi yang diharamkan Allah seperti khabaits; yang tidak halal dan tidak thayyib (tidak cocok dengan kebutuhan tubuh); berlebihan walaupun halal; dan lainnya.
CARA PEMADUAN
Jika lafadz innama … dimaksudkan tahsyir, maka pemaknaan ayat di atas sudah tepat. Namun makna ini kontradiksi dengan ayat-ayat lain bahwa yang diharamkan Allah bukan hanya empat hal, melainkan masih banyak lagi.
Jika lafadz innama … dimaksudkan ziyadah, maka pemaknaan ayat adalah: Allah mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah. Tidak menuntup kemungkinan Allah juga mengharamkan selain yang 4 hal itu sebagaimana paparan sebelumnya. Dan bukan mustahil Rasulullah saw. juga punya otoritas mengharamkan yang lain, sebagaimana paparan hadits-hadits di atas.
Dengan pola merujuk secara kebersamaan, maka tidak ditemukan hadits yang kontradiksi dengan Al-Qur’an.
*****
[1] قال السندي: قوله: عن كل ذي خَطْفة، الخطفة: ما اختطفه الذئب من الشاة وهي حية، لأن ما أُبِين من حىٍّ، فهو ميت. كذا قيل، وهذا مبني على أن معنى: عن كل ذي خطفة، أي: عن كل خَطْفةِ كلِّ ذي خطفة، والأقرب أن المراد بذي خطفة وبذي نُهْبة سباع الطيور، والله أعلم.

