TURATS NABAWI

KHALIFAH DARI SUKU QURAIYS

KHALIFAH DARI SUKU QURAIYS

PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)

TEKS HADIS: Al-Aimmatu min quraisy.

TERJEMAHAN: Khalifah (pemimpin) itu dari suku Quraiys.

STATUS HADIS: Hadis shahih.

TAKHRIJ HADIS: Hadits di atas diriwayatkan oleh Anas ibn Malik, Ali ibn Abi Thalib dan Abu Barzah al-Aslami. Periwayatan Anas ibn Malik dikeluarkan Abu Daud al-Thayalisi dalam al-Musnad, Ibn Asakir, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, Ahmad, Daulabi dalam al-Kuna, Ibn Abi Ashim dalam al-Sunnah, Abu Nu’aim, Abu Amr al-Dani dalam al-Fitan, Baihaqi dan Hakim. Adapun periwayatan Ali ibn Abi Thalib dikeluarkan Thabrani dalam al-Shaghir, Abu Nu’aim, dan Hakim. Adapun periwayatan Abu Barzah al-Aslami dikeluarkan Abu Daud al-Thayalisi dan Ahmad. Dalam kodifikasi Ahmad   misalnya, seluruh perawinya adalah perawi referensi shahih, kecuali Sakin. Walaupun dia dinilai lemah oleh Abu Daud dan Nasai namun juga dinilai positif oleh sekelompok ulama’ yang lain. Bahkan dalam hal ini juga ditemukan kesaksian periwayatan yang semakna dari para sahabat yang lain sebagaimana yang dipaparkan dalam kitab Majma’ al-Zawaid dan Fath al-Bari, sehingga dari keseluruhan mata rantai perawi tersebut dapat disimpulkan bahwa hadits ini shahih.

PENJELASAN HADIS: Wacana kekhilafaan tampaknya menjadi kebutuhan umat yang sangat urgen untuk dapat mengendalikan syari’at Islam. Bahkan mustahil syari’at Islam dapat diamalkan tanpa didukung lahirnya khalifah di muka bumi ini. Kejayaan umat terdahulu disebabkan jayanya umat Islam yang dikawal oleh kekhilafaan yang solid. Hadits di atas memberi isyarat sebagai kekhilafaan al-udhma. Karena dari pemahaman yang komprehensif baik dari narasi Anas maupun yang lain terdapat al-idraj (sisipan) “yang menjalankan buat kalian tiga urusan besar, yakni tidaklah mereka sayang sekirnya tidak diimbangi dengan kesayangan, memberikan pembagian hak yang jujur, dan berlaku adil saat memberikan hukuman publik”. Seperti ini jelas memberikan sinyal kekhilafaan al-udhma, bukan kepemimpinan biasa. Karena ditemukan Rasulullah saw. pernah menunjuk Salim (budak kemerdekaan Abu Hudzaifah) untuk menjadi pemimpin bagi sekolompok orang Quraiys. Lebih-lebih sekiranya teks hadits di atas difahami secara tekstual murni (bukan kontekstual), maka khalifah yang harus dicari dan kelak dibaiat umat seharusnya dari keturunan Quraiys. Pertanyaannya, masih adakah sisa-sisa keturunan Quraiys tersebut? Andaikan ada, apakah mereka memiliki kualifikasi yang mumpuni untuk dinobatkan sebagai khalifah al-udhma? Dalam berbagai referensi yang muncul, mereka dikenal kelompok al-abtar (yang punah). Penulis lama hidup di Saudi Arabia, namun tidak pernah mendengar keberadaan suku Quraiys (kalo di Indonesia memang ada tokoh Quraiys Shihab). Tampaknya memunculkan khalifah yang berkarakter syar’i pun menjadi pekerjaan yang tidak gampang untuk direalisasikan, belum lagi tuntunan mekanisme pemilihannya, apalagi bagi sebuah Negara yang berpenduduk multi agama seperti Indonesia. Doa kita walaupun cita-cita luhur menegakkan kekhilafaan sangat sulit untuk digapai, semoga masyarakat muslim kita masih dapat menjalankan syari’at Ilahi dengan penuh seksama. Tidak dihalang-halangi oleh pihak penguasa dan undang-undang. Amin …

REFERENSI: Lebih lanjut silakan merujuk referensi berikut ini: Asrar: 131. Durar: 146. Kasyf: 1/271. Abu Daud al-Thayalisi dalam al-musnad: 2133. Ibn Asakir: 7/48/2. Abu Nu’aim dalam al-Hilyah: 3/171. Ahmad: 3/129. Daulabi dalam al-Kuna: 1/106. Ibn Abi Ashim dalam al-Sunnah: 1020. Abu Nu’aim: 8/122. Abu Amr al-Dani dalam al-Fitan: 3/2. Baihaqi: 3/121. Hakim: 4/501. Thabrani dalam al-Shaghir: 85. Abu Nu’aim: 7/242. Hakim: 4/75. Abu Daud al-Thayalisi: 926. Ahmad: 4/421.

SILAHKAN IKUTI KAMI & SHARE KE SESAMA - SEMOGA BERMANFAAT :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: MAAF !!