TURATS NABAWI

MAKNA BALIGH SECARA SYAR’I

MAKNA BALIGH SECARA SYAR’I

PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)

PENGERTIAN BALIGH

Baligh secara bahasa dari balagha-yablughu secara harfiyah berarti “sampai”. Maksudnya sampainya anak pada masa dewasanya.

Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam yang menunjukkan anak telah mencapai kedewasaan sebagai tanda anak masuk dalam masa taklif untuk menjalani ketaatan-ketaatan baik terhadap perintah Allah maupun laranganNya.

Memahami masukkanya anak dalam masa baligh sangat urgen. Karena sejak itulah ia terbebani dengan berbagai syariat. Sebagaimana hadits Nabi saw.

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: (أُتِيَ عُمَرُ رضي الله عنه بِمَجْنُونَةٍ قَدْ زَنَتْ, فَاسْتَشَارَ فِيهَا أُنَاسًا فَأَمَرَ بِهَا عُمَرُ أَنْ تُرْجَمَ, فَمُرَّ بِهَا عَلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه فَقَالَ: مَا شَأنُ هَذِهِ؟ قَالُوا: مَجْنُونَةُ بَنِي فُلَانٍ زَنَتْ, فَأَمَرَ بِهَا عُمَرُ أَنْ تُرْجَمَ, قَالَ: فَقَالَ: ارْجِعُوا بِهَا, ثُمَّ أَتَاهُ فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ, أَمَا عَلِمْتَ) (أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ: عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ) (أَوْ يُفِيقَ؟) (قَالَ: بَلَى, قَالَ: فَمَا بَالُ هَذِهِ تُرْجَمُ؟) (إِنَّ هَذِهِ مَعْتُوهَةُ بَنِي فُلَانٍ) (قَالَ: لَا شَيْءَ, قَالَ: فَأَرْسِلْهَا فَأَرْسَلَهَا) (قَالَ: فَجَعَلَ عُمَرُ يُكَبِّرُ).

Ibnu Abbas ra. berkata: (Dihadapkan kepada Umar ra. wanita gila yang telah berzina. Lalu ia mengajak umat musyawarah, akhirnya Umar mengintruksikan untuk menghukum rajam (mat). Lalu Ali bin Abi Thalib melintasi wanita gila yang berzina. Ia berkata: Apa yang terjadi padanya? Mereka berkata: Wanita gila dari bani fulan berbuat zina, lalu Umar mengintruksikan untuk dihukum rajam. Ali berkata: Kembalikanlah dia. Lalu Ali menghadap Umar seraya berkata: Wahai amirul mukminin, apakah anda belum tahu) (bahwa Rasulullah saw. bersabda: Diagkat pena dari tiga hal. Yaitu dari tidur sampai terbangun, dari anak sampai usia balighnya, dari gila hingga waras akalnya) (sadar). (Ia menjawab: Benar. Ali berkata: Kenapa dia dihukum rajam?) (Wanita ini tersia-siakan dari bani fulan) (Dia terbebas, maka lepaskanlah. Maka Umar membebaskannya) (Akhirnya Umar pun bertakbir).

Hr. Abu Dawud: 4399, 4400, 4402; Tirmidzi: 1432; Nasai: 3432; Nasai dalam Kubra: 7343; Ibnu Majah: 2041; Ibnu Khuzaimah: 1003; Ibnu Hibban: 103; Ahmad: 1183, 24738.

Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang belum baligh tidak terbebani syariat, sebagaimana orang gila sampai waras akalnya, dan orang tidur sampai terbangun.

Walaupun anak yang belum baligh belum terbebani syariat, namun jika anak tersebut menjalani ketataan-ketaatan, maka ia tetap mendapat pahala di sisi Allah. Sebagaimana hadits Nabi saw.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: (صَدَرَ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم فَلَمَّا كَانَ بِالرَّوْحَاءِ لَقِيَ قَوْمًا) (فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ) (فَقَالَ: مَنْ الْقَوْمُ؟ فَقَالُوا: الْمُسْلِمُونَ, فَقَالُوا: مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: رَسُولُ اللهِ) (فَأَخْرَجَتْ امْرَأَةٌ صَبِيًّا) (مِنْ مِحَفَّتِهَا) (فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللهِ, أَلِهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: نَعَمْ , وَلَكِ أَجْرٌ).

Ibnu Abbas ra. berkata: (Sekembali Rasulullah saw. -dari Arafah-, yakni sampai di Rauha’, beliau bertemu suatu kaum) (dan memberi salam pada mereka) (Nabi bertanya: Dari suku apa kalian? Mereka menjawab: Sesama muslim. Mereka balik bertanya: Siapa tuan? Nabi menjawab: Rasulullah) (Tiba-tiba seorang ibu mempertunjukkan bayinya) (dari ayunannya) (seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah bayi ini dapat pahala haji? Nabi bersabda: Ya, dan bagimu juga).

Hr. Muslim: 1336; Abu Dawud: 1736; Nasai: 2648; Ahmad: 1898; Malik: 943.

Oleh sebab itu ditemukan tuntunan dari Rasulullah saw. agar orang tua menyuruh anaknya yang belum baligh untuk menjalani shalat walaupun belum masuk usia baligh, tentunya disamping memiliki sisi pendidikan, meraih pahala, juga pembiasaan untuk mengamalkan shalat saat ia masuk masa taklifnya.

TANDA BALIGH UNTUK ANAK LELAKI

Anak laki-laki memasuki usia baligh ditandai tiga hal. Yaitu:

Pertama, mimpi basah. Yakni keluarnya mani dari kemaluan, baik dalam kondisi tidur maupun terjaga. Sebagaimana firman-Nya:

وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ

Apabila anak-anakmu telah mimpi basah, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. (Qs. Al-Nur: 59).

Kedua, tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.

وَعَنْ عَطِيَّةُ الْقُرَظِيُّ رضي الله عنه قَالَ: (كُنْتُ مِنْ سَبْيِ بَنِي قُرَيْظَةَ) فَـ (عُرِضْنَا عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم) (فَمَنْ كَانَ مُحْتَلِمًا, أَوْ نَبَتَتْ عَانَتُهُ قُتِلَ, وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مُحْتَلِمًا, أَوْ لَمْ تَنْبُتْ عَانَتُهُ) (خُلِّيَ سَبِيلُهُ, فَكُنْتُ مِمَّنْ لَمْ يُنْبِتْ) (فَخَلَّى عَنِّي , وَأَلْحَقَنِي بِالسَّبْيِ) (فَهَا أَنَا ذَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ).

Athiyah al-Quradzi berkata: (Aku termasuk tawanan dari bani Quraidzah) (Lalu kami dihadapkan kepada Nabi). (Saat itu orang-orang yang telah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, sementara orang-orang yang belum tumbuh bulu kemaluannya dibiarkan hidup). (Dan aku termasuk yang belum tumbuh bulu kemaluannya), (maka aku pun dibiarkan, dan aku diikutkan dengan tawanan) (Nah kini aku ada di hadapan kalian).

Hr. Abu Dawud: 4404; Tirmidzi: 1584; Nasai: 3429, 3430, 4981; Ibnu Majah: 2541; Hakim: 2568; Ahmad: 19440, 19441, 22711; Baihaqi: 11098; Ibnu Abi Syaibah: 33699.

Ketiga, berusia 15 tahun kalender Hijriyah, sebagaimana hadits Nabi saw.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَضَهُ يَوْمَ أُحُدٍ، وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ سَنَةً، فَلَمْ يُجِزْنِي ثُمَّ عَرَضَنِي يَوْمَ الخَنْدَقِ، وَأَنَا ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً، فَأَجَازَنِي.

Dinarasikan Ibnu Umar ra., bahwa ia pernah menawarkan diri kepada Rasulullah saw. ikut perang Uhud saat umurnya masih empat belas tahun, namun Nabi tidak mengijinkannya. Kemudian ia menawarkan lagi pada perang Khandaq, saat itu usiaku lima belas tahun dan Nabi mengijinkan aku. (Muttafaq alaihi).

TANDA BALIGH UNTUK WANITA

Tanda baligh untuk wanita sama dengan lelaki, hanya saja untuk usia, kadang wanita telah mengalami haid sebelum berusia 15 tahun, maka yang menjadi tolok ukurnya adalah waktu terdekatnya. Karena pada usia 9 tahun kadang anak wanita telah haid. Disamping ditandai dengan haid, juga ditandai dengan hamilnya.

Sabda Nabi saw. :

وَعَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قَالَ رَسُول اللهِ صلى الله عليه وسلم: لَا يَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ حَائِضٍ إِلَّا بِخِمَارٍ.

Dinarasikan Aisyah ra., Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak menerima shalat wanita yang telah haid (baligh), kecuali dengan mengenakan kerudung.

Hr. Abu Dawud: 641; Tirmidzi: 377; Ibnu Majah: 655; Ahmad: 25208.

Dan firman Allah swt.:

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

Hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. (Qs. Al-Thariq: 5-7).

SILAHKAN IKUTI KAMI & SHARE KE SESAMA - SEMOGA BERMANFAAT :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: MAAF !!