MEMBACA SURAT PANJANG DAN PENDEK SEWAKTU SHALAT
FORMAT BARU FATWA-FATWA TARJIH : TANYA JAWAB AGAMA
BY: DR. H. ZAINUDDIN MZ, LC., MA – NBM: 984477
DIREKTUR MARKAZ TURATS NABAWI _ PUSAT STUDI HADITS
MEMBACA SURAT PANJANG DAN PENDEK SEWAKTU SHALAT (JILID: V/ HALAMAN: 38)
Tanya: Apakah boleh membaca surat atau ayat yang tinggi atau pendek (panjang) pada rakaat pertama dan surat atau ayat yang rendah (pendek) pada rakaat kedua?
Jawab: Maaf kami kurang mengerti apa yang penanya maksud dengan surat atau ayat tinggi atau rendah. Biasanya masalah yang berkaitan dengan surat yang dibaca dalam shalat itu mengenai panjang dan pendeknya surat yang dibaca.
Apabila ini yang penanya maksud, maka berdasarkan hadits-hadits yang ada mengenai hal tersebut, yang sering diamalkan Nabi ialah surat yang dibaca pada rakaat pertama lebih panjang dari yang dibaca pada rakaat kedua.
Hadits Ibnu Qatadah (yang benar Abu Qatadah)
وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ, يُطَوِّلُ فِي الْأُولَى وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ) (وَيُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا) (وَيَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ) (وَهَكَذَا فِي صَلَاةِ الْعَصْرِ) (وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى مِنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ, وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ)
Abu Qatadah ra. berkata: (Rasulullah saw. sewaktu shalat Dzuhur pada dua rakaat pertama membaca surat al-Fatihah dan dua surat lain. Nabi memperpanjang pada rakaat pertama dan memperpendek pada rakaat kedua) (kadang Nabi saw. memperdengarkan bacaannya) (pada dua rakaat yang terakhir Nabi hanya membaca surat al-Fatihah) (Sedemikian pula ketika Nabi shalat Ashar) (Dan Nabi saw. memperpanjang bacaan pada rakaat pertama sewaktu shalat Subuh dan memperpendek pada rakaat yang kedua).
Hr. Bukhari: 725, 728, 743; Muslim: 451; Abu Dawud: 798; Nasai: 975, 977, 978; Ibnu Majah: 819, 829; Ahmad: 22616, 22670.
Meskipun demikian bukan berarti tidak diperbolehkan membaca surat pada rakaat kedua lebih panjang dari surat yang dibaca pada rakaat pertama.
Menurut hadits Nu’man bin Basyir dalam riwayat Jama’ah, kecuali Bukhari dan Ibnu Majah, bahwa Nabi pada shalat hari raya dan Jum’at membaca surat al-A’la pada rakaat pertama dan surat al-Ghasiyah pada rakaat kedua. Padahal surat al-A’la terdiri 19 ayat, sedangkan surat al-Ghasiyah terdiri 26 ayat) yakni lebih panjang dari pada surat al-A’la.
Catatan:
Dengan demikian tidak ada keharusan untuk bacaan dalam rakaat yang pertama lebih panjang daripada bacaan pada rakaat yang kedua.
Hadits-hadits yang menjelaskan Rasulullah saw. pada rakaat yang pertama lebih pendek daripada rakaat yang kedua dapat dicermati sebagai berikut.
(1). Hadits Nu’man bin Basyir
وَعَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى, وَ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ, قَالَ: وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ, يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ
Nu’man bin Basyir ra. berkata: Sewaktu Rasulullah saw. shalat hari raya dan shalat Jum’at, beliau membaca surat al-A’la dan surat al-Ghasiyah. Jika berhimpunnya hari raya Fitri atau Adha dan hari raya Jum’at, maka beliau pada kedua shalatnya juga membaca surat-surat tersebut.
Hr. Muslim: 878; Abu Dawud: 1122; Tirmidzi: 533; Nasai: 1324.
(3). Hadits Nu’man bin Basyir
وَعَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: كَتَبَ الضَّحَّاكُ بْنُ قَيْسٍ إِلَى النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَسْأَلُهُ: أَيَّ شَيْءٍ قَرَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سِوَى سُورَةِ الْجُمُعَةِ, وَفِي رِوَايَةٍ: (عَلَى إِثْرِ سُورَةِ الْجُمُعَةِ) وَفِي رِوَايَةٍ: (مَعَ سُورَةِ الْجُمُعَةِ)؟ فَقَالَ: كَانَ يَقْرَأُ: هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
Ubaidillah bin Abdullah berkata: Dhahhak menulis surat kepada Nu’man bin Basyir yang menanyakan surat apa yang dibaca oleh Rasulullah saw. ketika beliau shalat Jum’at selain dari surat al-Jumu’ah? Maka ia menjawab: Yakni surat al-Ghasiyah.
Hr. Muslim: 878; Abu Dawud: 1123; Nasai: 1423; Ibnu Majah: 1119; Ahmad: 18405.
(3). Hadits Samurah bin Jundub
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ بِـ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى, وَ هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
Samurah bin Jundub ra. berkata: Sewaktu shalat Jum’at, Rasulullah saw. membaca surat al-A’la dan surat al-Ghasiyah.
Hr. Abu Dawud: 1125; Nasai: 1422; Ahmad: 20162.
Kadang Rasulullah saw. sewaktu shalat Jum’at pada rakaat yang pertama dan yang kedua membaca surat yang sama panjangnya. Yakni surat al-Jumu’ah yang terdiri 11 ayat dan surat al-Munafiqun yang juga terdiri 11 ayat.
(1). Hadits Ibnu Abbas
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: (كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: الم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى, وَفِي الثَّانِيَةِ: هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنْ الدَّهْرِ) (وَكَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الْجُمُعَةِ سُورَةَ الْجُمُعَةِ, وَالْمُنَافِقِينَ)
Ibnu Abbas ra. berkata: (Sewaktu shalat Subuh di hari Jum’at Rasulullah saw. membaca surat al-Sajadah pada rakaat yang pertama dan surat al-Insan) (sewaktu shalat Jum’at Nabi saw. membaca surat al-Jumu’ah dan surat al-Munafiqun).
Hr. Bukhari: 851; Muslim: 879, 880; Nasai: 1421.
(2). Hadits Abdullah bin Abi Rafi’
وَعَنْ عُبَيْدِ اللهِ ابْنِ أَبِي رَافِعٍ قَالَ: (اسْتَخْلَفَ مَرْوَانُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى الْمَدِينَةِ وَخَرَجَ إِلَى مَكَّةَ، فَصَلَّى لَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ الْجُمُعَةَ، فَقَرَأَ بِسُورَةِ الْجُمُعَةِ فِي السَّجْدَةِ الْأُولَى، وَفِي الْآخِرَةِ إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ) (قَالَ: فَأَدْرَكْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ حِينَ انْصَرَفَ فَقُلْتُ لَهُ: إِنَّكَ قَرَأتَ بِسُورَتَيْنِ كَانَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقْرَأُ بِهِمَا بِالْكُوفَةِ، فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ بِهِمَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ)
Abdullah bin Abi Rafi’ berkata: (Marwan mengangkat Abu Hurairah sebagai gubernur di Madinah, ia pun pergi ke Mekah. Lalu Abu Hurairah mengimami kami shalat Jum’at, pada rakaat yang pertama ia membaca surat al-Jumu’ah dan pada rakaat yang kedua ia membaca surat al-Munafiqun) (Lalu aku menjumpai Abu Hurairah ketika usai shalat. Aku berkata padanya: Anda telah membaca dua surat yang sama dibacakan oleh Ali ketika di negeri Kufah. Lalu Abu Hurairah berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. membaca kedua surat itu sewaktu shalat Jum’at).
Hr. Muslim: 877, Abu Dawud: 1124; Tirmizi: 519; Ibnu Majah: 1118.
Dari paparan di depan dapat difahami bahwa tidak ada keharusan untuk rakaat yang pertama lebih panjang daripada rakaat yang kedua.