* ALHAMDULILLAH * ARTIKEL ILMIAH, KAJIAN TEMATIK & BUKU-BUKU TERBARU * TERBIT SETIAP HARI JUM'AT *

TURATS NABAWI

SHALAWAT NABI YANG DITABLIKKAN

SHALAWAT NABI YANG DITABLIKKAN

PENULIS: UST. ZAINUDDIN MZ (DIREKTUR TURATS NABAWI PUSAT STUDI HADITS)

TEKS HADITS: Shalatukum ‘alayya tablughuni anama kuntum.

TERJEMAHAN: Shalawat kalian kepadaku (Nabi) akan ditablikkan dimana saja kalian menyampaikannya .

STATUS HADITS: SHAHIH.

PENJELASAN HADITS: Sesungguhnya hadits di atas merupakan nukilan sebagian teks hadits yang sudah begitu masyhur baik di kalangan masyarakat awam maupun masyarakat akademik. Kebetulan hadits yang masyhur ini statusnya shahih, karena banyak sekali hadits masyhur yang statusnya dhaif (lemah) bahkan maudhu’ (palsu). Kelengkapan teks hadits itu adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya hari yang termulia bagi kalian adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu pula Adam digenggam. Pada hari itu pula Adam diberi kehidupan. Maka perbanyaklah membacakan shalawat untukku di hari itu. Sesungguihnya bacaan shalawat kalian akan ditablikkan atau dipertunjukkan kepadaku. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana bacaan shalawat kami dipertunjukkan kepada tuan, padahal tuan sudah lebur dalam debu? Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memusnahkan jasad para Nabi”. Hr. Ahmad dan lainnya. Berangkat dari hadits ini ada yang salah faham, menganggap Nabi saw. hidup seperti kehidupannya di alam dunia, sehingga memperlakukan beliau (dalam mengucapkan shalawat) sebagaimana perilaku Nabi yang masih hidup di dunia. Padahal hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu. Hal seperti inilah yang dikhawatirkan menjadi biang segala kemusyrikan. Karena kehidupan di alam barzah bukan hanya dimiliki oleh Rasulullah saw., dalam teks tersebut juga dimiliki oleh semua para Nabi. Bahkan dalam firman Allah, kehidupan di alam barzah itu pun juga dimiliki oleh setiap manusia yang terbunuh di jalan Allah “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. Qs. Al-Baqarah: 154. Disinilah korelasi antara keutamaan hari Jum’at dan keutamaan membacakan shalawat untuk Nabi saw. Maka dimana pun kita berada, kita diberi kelayakan untuk membacakan shalawat Nabi, tidak harus mendatangi beliau baik dikala beliau masih hidup di dunia maupun setelah wafatnya. Maka dalam sebuah hadits diterangkan: Barangsiapa yang membacakan shalawat untukku sekali, maka akan dibalasnya dengan sepuluh kali terhadap bacaan shalawatnya. Shalawat sendiri artinya mendoakan kebahagiaan dan kesejahteraan. Hal inilah yang membedakan antara kita mendoakan sesama kita dengan kita mendoakan kepada Nabi. Kalau kepada sesama teman, belum tentu doa kita ditablikkan sehingga kita mendapatkan sambutan doa dari teman, namun kalau kita mendoakan kepada Nabi pasti akan ditablikkan dan diganjar sepuluh kali oleh Allah swt. Hal inilah yang dipertajam dengan hadits lain “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang bertebaran di muka bumi yang mentablikkan bacaan salam umat buat aku”. Hr. Abdurrazaq: 3116, Ahmad: 4210, Nasai: 1282, Ibn Hibban: 914, Thabrani: 10528, Abu Syaikh: 513, Abu Nu’aim: 8/130, Hakim: 3576 dan Baihaqi dalam Syu’ab Iman: 1582.

Takhrij HADITS: Hadits ini diriwayatkan oleh 2 sahabat, yaitu Aus ibn Aus al-Tsaqafi dan Syidad ibn Aus. Adapun hadits yang diriwayatkan Aus ibn Aus al-Tsaqafi dikeluarkan oleh Ahmad, Ibn Abi Syaibah, Abu Daud, Nasai, Ibn Majah, Darimi, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, Hakim, Thabrani, Baihaqi, Ismail al-Qadi dalam Fadhl shalat ‘ala al-Nabi. Adapun hadits yang diriwayatkan Syidad ibn Aus, ada yang menjelaskan hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibn Majah dalam bab shalat. Ini merupakan kesalahan, karena hadits itu tidak ditemukan dalam kitab sunan Ibn Majah, demikian pula yang dijelaskan oleh imam al-Mizzi dalam kitab al-Athraf. Dengan demikian hadits di atas hanya diriwayatkan oleh Aus ibn Aus al-Tsaqafi. Hadits ini dinilai Hakim shahih sesuai persyaratan Bukhari. Hadits di atas juga dikeluarkan Ibn Abi Ashim dari Husain ibn Ali dari Nabi dengan redaksi “Shallu ‘alayya fainna shalatakum wa taslimakum tablughuni haitsuma kuntum. Juga dikeluarkan Abu Ya’la, Thabrani dalam al-Kabir dan Ibn Abi Ashim. Hadits di atas juga memiliki kesaksian periwayatan dari Ali dengan redaksi “Sallimu ‘alayya fainna taslimakum yablughuni ainama kuntum”.  ‘

Referensi: Lebih lanjut silakan merujuk referensi berikut ini: Maqasid: 263. Tamyiz: 94. Kasyf: 2/25. Asrar: 232. Ahmad: 16207. Ibn Abi Syaibah: 8697. Abu Daud: 1047. Nasai: 1374. Ibn Majah: 1636. Darimi: 1572. Ibn Khuzaimah: 1733. Ibn Hibban: 910. Hakim: 1029. Thabrani: 589. Baihaqi: 1666. Ismail al-Qadi dalam Fadhl shalat ‘ala al-Nabi: 89/1-2.

SILAHKAN SHARE SEMOGA BERMANFAAT :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: MAAF !!